Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri

Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Kali ini kami sharing informasi yang berjudul Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri, saya telah menyajikan informasi paling dicari terlenglap dan terupdate lengkap dengan semua informasi yang dibutuhkan dari awal sampai akhir informasi. InsyaAllah isi Informasi yang saya tulis ini dapat membantu anda. okelah, Yuksz kita simak, Baca sampai Akhir yaaa.

Informasi Islam Itu Indah kali ini mengenai : Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri
Judul post : Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri

lihat juga


Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri

Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri
Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, Isbat, dan Kepastian Idul Fitri 1 Syawal 1436 H / 2015

HILAL menjadi "sesuatu" yang diburu setiap kali umat Islam akan menetapkan hari raya lebaran atau Idul Fitri. Hilal menjadi favorit karena dicari-cari di berbagai tempat. Dialah penentu kapan Idul Fitri.

Hilal pula penentu awal Ramadhan dan awal bulan Hijriyah lain. Hilal pun menjadi sumber perbedaan antara Muhamadiyah, NU, dan ormas Islam lain dalam menetapkan awal dan akhir Ramadhan.

Hilal sebagai penentu awal dan akhir Ramadhan disebutkan dalam hadits shahih:

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. ” (HR. Bukhari & Muslim).



وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا [ قَالَ ]: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ


Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari dan Muslim).

Apa sebenarnya hilal? Kenapa hilal suka diikuti istilah lain --Rukyat dan Hisab? Apa pengertian Hilal, Hisab, Rukyat, dan Sidang Itsbat?

PENGERTIAN HILAL

Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Qomariyah atau Hijriah (kalender Islam). 

Biasanya hilal diamati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga merupakan bagian dari fase - fase bulan.

Hilal merupakan fenomena tampakan Bulan yang dilihat dari Bumi setelah ijtimak atau konjungsi. Perbedaan tempat dan waktu di Bumi mempengaruhi tampakan hilal. Hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya Matahari atau mega senja. Dengan demikian hilal ini baru dapat diamati sesaat setelah Matahari terbenam.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tampakan hilal. Hal ini menyangkut kriteria visibilitas hilal. Kedudukan Bumi, Bulan, dan Matahari memungkinkan tinggi dan azimut Bulan dapat dihitung saat Matahari terbenam. Demikian halnya dengan beda tinggi dan jarak sudut antara Bulan dan Matahari. Tidak kalah pentingnya adalah faktor atmosfer dan kondisi pengamat yang ikut menentukan kualitas tampakan hilal.

PENGERTIAN RUKYAT

Rukyat adalah melihat dengan mata kepala atau dengan pandangan mata, yaitu metode melihat hilal dengan cara melihat langsung dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). 

Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. 

Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. 

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat (waktu Magrib), bukan saat tengah malam. 

Penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.

Namun, tidak selamanya hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya Matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya Bulan masih terlalu suram dibandingkan dengan "cahaya langit" sekitarnya. 

PENGERTIAN HISAB

Hisab adalah metode perhitungan matematik astronomi untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

'Hisab secara harfiah 'perhitungan. Dalam dunia Islam, istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. 

Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. 

Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.

Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni (973-1048 M), Ibnu Tariq, Al Khawarizmi, Al Batani, dan Habash.

Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada. Hisab seringkali digunakan sebelum rukyat dilakukan. 

Salah satu hasil hisab adalah penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris. Konjungsi geosentris terjadi pada saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik.

PENGERTIAN ISBAT

Kepastian Idul Fitri di Indonesia ditetapkan melalu sebuah "rapat" para ulama dan tokoh ormas Islam yang dikenal dengan nama idang Isbat (Itsbat).

Secara harfiah, isbat artinya penyungguhan, penetapan, dan penentuan. Sidang Isbat adalah sidang penetapan dalil syar'i di hadapan hakim dalam suatu majelis untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi

Lalu, kapan pastinya Idul Fitri 1436 H / 2015 M? 
Kepastian akan ditentukan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama RI setelah melakukan Sidang Isbat Kamis 16 Juli 2015.

Kamis 16 Juli 2015 sore pula yang merupakan hari resmi pelaksanaan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Syawal 1436 Hijriyah karena hari itu bertepatan tanggal 29 Ramadhan 1436 H sesuai penetapan awal bulan Ramadhan sebelumnya oleh pemerintah. 

Data Hilal pada hari tersebut dari Markas Nasional POB Pelabuhanratu, Sukabumi ditunjukkan sebagai berikut:

Ijtimak/konjungsi Bulan-Matahari terjadi pada Kamis, 16 Juli 2015 jam 08:26 WIB, Matahari terbenam pada pukul 17:52 WIB, dengan posisi hilal 3°12' di atas ufuk hakiki. 

Pada kondisi ini secara sains hilal memang tidak mungkin bisa dirukyat, namun demikian mekanisme sidang isbat biasanya akan menerima kesaksian rukyat sejauh saksi bersangkutan mengaku melihat dan sudah disumpah.

Demikian Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri untuk kita pahami. Semoga bermanfaat. Wasalam. (http://www.risalahislam.com).*

Sumber:
http://rukyatulhilal.org/index.php/proyek-hilal/data-visibilitas-hilal/167-visibilitas-hilal-syawal-1436-h.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hilal
https://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat
http://bosscha.itb.ac.id/en/component/content/article/46-pengertian-hilal.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/metode-hisab-wujudul-hilal-dan-imkanur-ruyah.html


Demikianlah Artikel Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri

Sekian Informasi Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri, InsyaAllah bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan saya untuk kali ini. Terimakasih.

Anda sedang membaca artikel Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri dan artikel ini url permalinknya adalah https://baruislam.blogspot.com/2015/07/pengertian-hilal-rukyat-hisab-dan-isbat.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Pengertian Hilal, Rukyat, Hisab, dan Isbat Idul Fitri"

Posting Komentar